MuslimBerbagiInfo - Jika kita merasa gembira dengan musibah kebakaran yang menimpa israel, apakah diperbolehkan?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Keberadaan orang kafir, terutama orang yahudi di zaman kita, adalah penyakit bagi dunia seisinya. Persis seperti keberadaan ahoax dan para kroninya merupakan penyakit bagi Indonesia seisinya. Mereka musuh Allah dan musuh umat manusia.
Karena itu, bergembira dengan kematian mereka, kehancuran mereka dan termasuk dengan musibah yang menimpa mereka, termasuk bagian dari rasa syukur atas nikmat Allah bagi manusia. Karena bumi dan seisinya, baik manusia, binatang, termasuk pepohonan, bisa beristirahat dari kejahatan mereka.
Pertama, Allah menyebut kekalahan orang kafir sebagai nikmat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحاً وَجُنُوداً لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيراً
Ketika perang khandaq, kaum muslimin di Madinah diserang oleh pasukan multi suku. Mereka tidak bisa masuk ke kota Madinah, karena tertahan khandaq (parit). Mereka membuat kemah di depan pintu kota Madinah. Di saat itulah, Allah mengirim angit dan hujan lebat, sementara mereka tidak punya persiapan untuk menghadapi kondisi itu. Dan merekapun pergi dengan membawa kekalahan dan kerugian.
Kedua, kekalahan dan musibah orang kafir, akan menghalangi mereka tidak melakukan kejahatan di bumi
Kejahatan kemanusiaan luar biasa telah dilakukan orang yahudi. Ketika mereka mengalami kebakaran, setidaknya menjadi balasan atas kedzaliman mereka dan menahan mereka untuk bertindak jahat.
Sahabat Abu Qatadah ar-Rib’i radhiyallahu ‘anhu bercerita,
Suatu ketika ada jenazah yang lewat, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkomentar,
مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ
Para sahabat bertanya,
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ؟
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ ، وَالْبِلَادُ ، وَالشَّجَر، وَالدَّوَابُّ
An-Nawawi mengatakan,
أن الموتى قسمان : مستريح ومستراح منه ، ونصب الدنيا : تعبها ، وأما استراحة العباد من الفاجر معناه : اندفاع أذاه عنهم
Pengaruh buruk keberadaan orang kafir juga dirasakan oleh makhluk yang tidak berakal, bahkan makhluk yang tidak bernyawa. Karena kemaksiatan dan kejahatan yang mereka lakukan, merupakan sebab Allah tidak akan memberikan keberhakan bagi penduduk bumi, termasuk diantaranya Allah tidak memberi hujan.
Ketiga, ketika Fir’aun dan tentaranya ditenggelamkan oleh Allah, Musa dan kaum muslimin di kalangan Bani Israil merasa sangat gembira. Hingga mereka berpuasa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bercerita,
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyuraa’. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Hari apa ini?”
Mereka (orang-orang Yahudi) menjawab,
“Ini adalah hari yang agung, pada hari itu Allah menyelamatkan Musa ‘alaihissalam dan kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada parra sahabat,
أَنْتُمْ أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْهُمْ ، فَصُومُوا
Keempat, ketika Ali bin Abi Thalib berhasil mengalahkan pasukan khawarij, beliau sujud syukur ketika melihat mayat al-Mukhaddaj. Karena dia gembong khawarij. (Majmu’ Fatawa, 20/395)
Kelima, ketika tokoh mu’tazilah Ibnu Abi Duad terkena stroke, kaum muslimin ahlus sunah sangat bergembira. Hingga Ibnu Syura’ah al-Bashri menyenandungkan syair menyambut sakitnya.
Al-Khalal menceritakan,
Imam Ahmad ditanya, ‘Jika orang bergembira dengan musibah yang menimpa Ibnu Abi Duad, apakah dia berdosa?’
Jawab Imam Ahmad,
ومن لا يفرح بهذا؟
Keenam, Ibnu Katsir bercerita tentang tokoh Syiah yang meninggal tahun 568 H. dialah al-Hasan bin Shafi at-Turki. Termasuk pembesar kota Baghdad, penganut Rafidhah ekstrim. Dia meninggal bulan Dzulhijjah 568 H. kata Ibnu Katsir,
وحين مات فرح أهل السنة بموته فرحاً شديداً ، وأظهروا الشكر لله ، فلا تجد أحداً منهم إلا يحمد الله
Ini hanya sebagian hukuman yang Allah berikan untuk orang yahudi karena kejahatannya terhadap kaum muslimin dan rayat palestin. Kejadian terakhir, mereka membakar seorang anak Palestin Muhammad ad-Dawabisyah dengan menyiramkan bensin ke mulutnya. Dan beberapa hari sebelumnya mereka membuat keputusan pelarangan adzan di Masjidil Aqsha.
Semoga Allah memberikan yang terbaik bagi kaum muslimin. Wallahu a’lam...
sumber : konsultasisyariah.com
No comments:
Post a Comment